Salah Badan, Salah Siapa? (chapter 1)

pertama-tama saya pengen….. BERGULING DAN PROTES!!! JUDUL CERITA MACAM APA INI?! KEMANA IDE YANG BARUSAN NEMU?!?!? ah sudahlah, yang penting ceritanya yahud, bye im so done /pindah ke Zimbabwe/ /ditarik

teruntuk Hi*a M*hamm*d, im not even gomen (abiskamuunyuuaaaasinisinisamakakakRen //PULANG)

JEN48, hai /muka tanpa dosa/ //diBDSM

oke mulai aja deh ceritanya, beware nista, enjoy ya

btw ini baru awal lo sisanya abis UAS eHEHEH _(:”3

 

 

Taman sekolah. Tempat nongkrong favorit anak-anak sekolah, apalagi kalau sudah jam istirahat. Anak-anak berkumpul dan bercengkrama dengan santainya disana sambil memakan jajanan mereka. Tetapi, ada juga situasi yang agak…..

“CEBS! ARAH JAM 2, ADA COWOK BERVANTAT MULUZ!”

“MANA?! MANA?!”

“ITU TUH! GILEEE KAYAK JER*MY R*NNER… belakangnya doang”

“anjret…….. iya, sih”

Yah, beginilah rutinitas kedua betina(?) bernama Etta alias Ren, si cow—eh cewek tomboy yang saking tomboynya kita nggak tahu dia cewek atau bukan dan Ayu yang lebih akrab dipanggil Ceban. Lho kok Ceban, sih? Karena sesungguhnya dia adalah personifikasi dari uang sepuluh ribu yang abis diinjek-injek dan sudah diciumi bibirnya Spongebob yang pake lipstik warna biru tua. Kemudian datanglah seorang gadis berjilbab dan berjaket MPK yang tingginya agak  di bawah rata-rata yang kayaknya sih anak MPK, nggak tahu juga, sih, tapi panggil ajalah dia Finn.

“Kalian ini ngapain aja sih?! Inget ya, kita itu sekolah di SMA Negeri! Jaga sikap, dong! Lagian, mikir yang aneh-aneh itu kan zi—-”

“Udah gak usah banyak bacot, kita semua tuh tau kalau sebenernya kamu juga gitu, Finn. Inget gak beratus-ratus doujin yang di kompu—-”

“UDAH GAK USAH DIOMONGIN DISINI WOI ITU AIB!”

“Terus sample doujin yang di bekas kertas ulangan Matematikamu juga—-”

“UDAH DEH KALIAN MENANG, SIALAN”

“……. situ jaga mulut dong, kan anak MPK”

“………………”

Kemudian, saat mereka bertiga sedang asyik adu bacot, muncullah lagi seorang perempuan yang dari luar mirip Sashanya SnK dan menurut kaum pria memiliki dada justice alias pettan alias papan cucian bernama Eno. Mungkin dari luar ia terlihat unyu dan cerdas namun sesungguhnya ia adalah seorang sado yang perlu diwaspadai kalau lagi kumat.

“Eh, rakyat jelata eh salah maksud gue Finn, Ren, Ceban. Kalian dipanggil Yang Maha Kuasa—- eh sori salah lagi, maksud gue dipanggil alien Kanita. Suruh ke atas katanya”

“Anjir, lambemu do-S abis, eh emang suruh ngapain?”

“Mene ketehe, sono cek sendiri”

Lalu, keempat makhluk ajaib itu segera pergi menaiki tangga ke lantai atas—tepatnya di ruang Klub Kebudayaan Jepang yang alih fungsi jadi tempat malprakteknya Trio Kacamata alias Vanesa, Rosy, Ocha.

~~~~~~

Sementara itu, di dalam suatu kelas, tersebutlah seorang murid pria bertubuh kurus bin tinggi layaknya perkawinan silang antara kerangka manusia dengan tiang bendera dan berambut ikal namun agak panjang bernama Hira. Mungkin anda kira ia adalah tipikal murid jenius karena saat ini ia sedang asyik berkutat di depan laptopnya.

Namun, anda salah.

Sebenarnya ia sedang main game Slenderman dengan alasan mau narsis.

Kemudian, saat jejaka berusia 16 tahun ini sedang asyik main, muncullah manusia berkacamata yang bisa dibilang dia itu sejenis sohib karibnya bernama Wildi. Saking dekatnya, mereka sering dikira gay oleh makhluk-makhluk ajaib yang tadi kita sebut di awal cerita.

“Hir, kamu dicariin tuh”

“Siapa?”

“Vanesa”

“Siapa, tuh? Yang mana?”

“TEMEN SEKELAS KITA, WOI! MASA’ LU LUPA?!”

“O–ooh yang kacamataan itu, ya. Oke deh, aku mau ke ruang ekskul dulu”

“Lhah, gamenya?”

“Mainin ya, kalau kalah kamu nggak boleh duduk di sebelahku lagi”

“………… oke”

~~~~~

“Van, kamu tadi nyariin a—-“

“VANESA, ENDI DHEMITE?! NGOPO KOWE NGGOLEKI AKU, HAH?!”, tiba-tiba Ren berteriak layaknya gentho dari Tamansari.

Hira sweatdrop seketika. Di saat itu pula Ren menengok ke arah wajah Hira dan langsung memasang muka (sok) malu-malu seolah ia adalah makhluk paling inosen di muka bumi ini.

“E-eh, ternyata kamu juga toh, Hir, eheh aku nggak tahu, sori, ya”

“Hmm, iya deh nggak apa-apa”

Ya, Ren naksir Hira, soalnya yoloswag, maksud kami kelembutan sikapnya. Ren lalu menggerakkan tangannya dengan malu-malu, yah biasalah dia kan mau modus.

Tiba-tiba, muncullah tiga gadis berkacamata yang langsung pasang pose ala Power Rangers di hadapan mereka. Ya, mereka adalah pengidap chuunibyou akut yang entahlah kapan sembuhnya saya juga tidak tahu.

“SAKSIKANLAH PENEMUAN BARU KAMIIII!!! VACUUM CLEANER! HANYA DENGAN MEMBAYAR Rp 999.999,00 MAKA ANDA AKAN MENDAPATKAN SATU SET BARANG KAMI BESERTA MASKA—-“

“APA-APAAN KALIAN INIIII?!”

Lalu, tiga kursi pun melayang dan tepat mendarat di atas kepala tiga profesor gagal lulus TK tersebut.

“Err, kita abis bikin penemuan baru, nih. Namanya Gelang Penukar Badan~ Teterettereeet~”

“Lo bukan Doraemon, Cha”

“Oke, jadi… kalian harus pake ini”, kata Rosy dan Vanesa sambil memakaikan gelang kepada Ren dan Hira yang masih cengo dan bingung karena tanpa sadar mereka menggandeng tangan satu sama lain gara-gara terbawa suasana.

“E-eh sori, Hir! Gue lupa kalau kita bukan muhrim!”

“E-eh, i-iya nggak apa-apa kok”

“Ciee, kawin sana”

Vanesa langsung ditendangi Ren 8379837984828 kali.

“Nah, gelangnya kan udah kepasang, yuk kita coba~”

“OCHA, TUNGGU—“, Ren dan Hira berteriak bersama, berusaha menghentikan ulah ketiga dokter gagal tersebut. Namun sayang, tombol on-nya sudah terlanjur ditekan oleh gadis cantik berkacamata namun berotak tidak beres itu.

Tiba-tiba, sebersit cahaya muncul dari gelang tersebut dan membuat kedua insan berbadan kurus tersebut tak sadarkan diri selama beberapa saat.

1 jam kemudian…

“….. ta? Etta? Lo sadar kan?”, Ocha menggoyang-goyangkan tubuh Etta agar ia bangun. Namun apa yang terjadi…. ?

“Iya, gue bangun kok”, sahut Hira. Ocha, Vanesa, dan Rosy langsung kebingungan sekaligus kaget. Duh, apa mereka udah jadian terus tukeran nama panggilan, pikir mereka.

“Lho, tapi kan gue bangunin Etta, bukan kamu, Hir”

“Gue Etta—tunggu suara gue kok jadi kayak mas-mas?”

Ketiga manusia itu langsung cengo berjamaah sambil berpikir kalau Hira itu (kayaknya) emang mas-mas—walaupun ia agak ambigu sedikit, sih. Tak lama kemudian, tubuh yang barusan digoyang-goyangkan oleh Vanesa mulai membuka matanya.

“Van, minggir dong—eh tunggu suaraku kok beda? Kayak cewek, deh”

“Jadi selama ini kamu apaan, Ta?”

“Ya, cowok—-“, Ren pun menengok ke arah Hira, dan begitu pula sebaliknya.

“………. lah”

1 menit kemudian

1 jam.

1 hari—oh wait, kelamaan, pemirsa.

Dan, ya, Hira dan Ren baru sadar kalau badan mereka……. tertukar gara-gara alat bodoh bikinan tiga orang ‘jenius’ itu.

“LHO, BADANKU?!”, teriak Hira yang terjebak di dalam tubuh Ren yang juga cungkring, sih, namun seenggaknya ada ‘variasi’ sedikit.

“BADAN GUE YANG INDAH!!”, teriak Ren yang terjebak di dalam tubuh Hira yang nggak jauh beda dengan tubuh aslinya, kecuali yang bawah.

“HORE, EKSPERIMEN KITA BERHASIIIILL!!!”, teriak tiga cewek yang sudah membuat tubuh kedua insan itu tertukar gara-gara kebodohan mereka tanpa dosa.

Kemudian, cerita mereka di hari ini pun ditutup dengan adegan penyiksaan atas ketiga cewek berkacamata tersebut yang dilakukan oleh Hira—-eh, Etta sedangkan Etta—-eh, Hira hanya bisa menatap kelakuan mereka dengan polosnya.

About princeofsymmetry

I love symmetry,action,rock music,animu,etc
This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment